Permasalahan

Permasalahan

Nagari Malalak Timur, salah satu nagari di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, adalah wilayah yang kaya akan potensi alam, budaya, dan tradisi. Terletak di perbukitan dengan ketinggian 800–1.000 meter di atas permukaan laut, nagari ini menawarkan pemandangan yang indah dan suasana sejuk dengan suhu udara berkisar 18–23°C. Dengan luas 1.600 hektar, wilayah Nagari Malalak Timur mencakup lima jorong: Limo Badak, Saskand, Subarang Pakan Usang, Toboh Tangah, dan Bukik Malanca. Nagari ini berbatasan dengan Nagari Balingka di utara, Nagari Malalak Selatan di selatan, Nagari Malalak Utara di barat, dan Nagari Tanah Data di timur.

Sejarah Nagari Malalak Timur dimulai dengan pemekaran pada tahun 2005 dari Nagari Malalak yang sebelumnya menjadi bagian dari Kecamatan IV Koto. Sejak dimekarkan, nagari ini telah berkembang sebagai wilayah administratif yang otonom, dengan fokus pada pembangunan berbasis adat dan keagamaan. Nagari ini menjalankan falsafah hidup Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, yang menjadi pedoman masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Secara topografi, Nagari Malalak Timur memiliki lahan yang bergelombang dan berbukit, yang sebagian besar digunakan untuk sawah, ladang, dan hutan. Jenis tanah Latosol yang dimiliki nagari ini sangat cocok untuk pertanian, meskipun memerlukan perencanaan yang hati-hati untuk pembangunan infrastruktur. Potensi alam lainnya termasuk banyaknya sumber mata air, seperti Tabek Barawak dan aliran anak sungai, yang menjadi aset penting untuk irigasi dan kebutuhan rumah tangga. Selain itu, Nagari Malalak Timur memiliki berbagai objek wisata alam, seperti air terjun Batang Marambuang, Luhuang, dan Langkuik, serta Tabek Gadang (Kolam Besar) dan geopark.

Keindahan alam ini memberikan peluang besar untuk pengembangan sektor pariwisata. Namun, kurangnya promosi digital menjadi hambatan utama untuk menarik wisatawan lokal maupun luar daerah. Tanpa platform daring seperti website resmi nagari, potensi wisata ini belum terekspos secara optimal.

Nagari Malalak Timur dikenal dengan masyarakatnya yang ramah dan menjunjung tinggi adat istiadat. Sistem kekerabatan matrilineal masih dipegang teguh, dan keputusan penting dalam masyarakat diambil melalui musyawarah mufakat yang melibatkan niniak mamak, bundo kanduang, alim ulama, dan cadiak pandai. Tradisi seni seperti randai, tambua, dan pasambahan masih hidup di tengah masyarakat, bersama dengan kegiatan keagamaan seperti wirid nagari dan didikan subuh.

Namun, dengan perkembangan zaman, nilai-nilai adat dan budaya lokal menghadapi tantangan dari pengaruh luar. Di era digital saat ini, masuknya teknologi modern sering kali tidak disertai dengan pelestarian budaya melalui media yang sesuai. Website resmi nagari dapat menjadi alat penting untuk mendokumentasikan dan mempromosikan nilai-nilai adat ini agar tetap lestari di tengah arus modernisasi.

Sebagian besar masyarakat Nagari Malalak Timur menggantungkan hidupnya pada sektor agraris, seperti bertani dan berkebun. Komoditas utama meliputi padi, sayuran, dan kopi. Selain itu, beberapa masyarakat terlibat dalam usaha kecil dan menengah (UKM) seperti penggilingan kopi, pembuatan makanan khas, dan kerajinan tangan. Lembaga keuangan seperti Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) berperan dalam memberikan akses modal untuk meningkatkan usaha ekonomi masyarakat.

Namun, keterbatasan akses informasi dan promosi menjadi kendala bagi pelaku usaha di nagari ini untuk memperluas pasar. Website resmi nagari dapat menjadi media promosi produk lokal, memperkenalkan hasil pertanian dan produk UKM kepada pasar yang lebih luas, termasuk masyarakat perantauan.

Nagari Malalak Timur memiliki beberapa sekolah dasar, PAUD, dan TPA/MDA yang menjadi pusat pendidikan dasar bagi anak-anak. Meski begitu, infrastruktur pendidikan masih memerlukan perhatian lebih, terutama dalam hal ketersediaan tenaga pengajar, fasilitas belajar, dan sarana pendukung lainnya. Selain itu, fasilitas kesehatan seperti posyandu dan sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) juga masih terbatas, yang memengaruhi kualitas hidup masyarakat.

Infrastruktur jalan yang menghubungkan antar-jorong dan jalan usaha tani sebagian masih rusak, sehingga menghambat distribusi hasil pertanian dan mobilitas masyarakat. Kurangnya informasi digital terkait peta wilayah dan kondisi infrastruktur juga menjadi masalah dalam perencanaan pembangunan yang terintegrasi.

Kepemimpinan di Nagari Malalak Timur melibatkan banyak tokoh masyarakat, seperti walinagari, niniak mamak, bundo kanduang, dan alim ulama, yang berperan penting dalam pengambilan keputusan. Lembaga seperti Kerapatan Adat Nagari (KAN), Badan Musyawarah Nagari (Bamus), dan kelompok PKK aktif dalam mendukung pembangunan dan pembinaan masyarakat. Namun, tidak adanya media daring untuk mendokumentasikan kegiatan dan keberadaan lembaga ini membuat kontribusi mereka kurang diketahui oleh masyarakat luas.

Meski memiliki potensi besar di berbagai sektor, Nagari Malalak Timur menghadapi tantangan dalam hal digitalisasi dan akses informasi. Tidak adanya platform resmi seperti website nagari menyebabkan informasi tentang potensi alam, budaya, ekonomi, dan sosial nagari ini sulit diakses oleh masyarakat lokal maupun pihak luar. Hal ini mengakibatkan kurangnya promosi potensi wisata, minimnya keterlibatan masyarakat perantauan, dan tidak optimalnya penyampaian informasi program pembangunan kepada masyarakat.

Website resmi nagari menjadi solusi strategis untuk mengatasi permasalahan ini. Website tersebut dapat menjadi pusat informasi yang memuat gambaran umum nagari, sejarah, potensi wisata, adat istiadat, layanan pemerintahan, dan data masyarakat. Selain itu, website dapat digunakan untuk mempromosikan produk lokal, mendokumentasikan kegiatan adat dan budaya, serta memperkuat komunikasi antara pemerintah nagari, masyarakat lokal, dan perantauan. Dengan digitalisasi melalui website, Nagari Malalak Timur diharapkan dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

Comments